Sirna
Hijau daunku dulu
Namun kini semua telah
layu
Terberangus oleh luapan
hawa nafsu
Penebang kayu..
Slalu berburu..
Berburu kekayaan alam,
yang seharusnya mereka jaga
Ohh manusia…
Tidakkah kalian tahu?
Sadar?
Atau sedikit melihat?
Keberadaan diriku, sejukkan
aroma kehidupanmu
Jalaran akar-akarku,
Membuat kalian bisa
bertahan
Dari kehidupan, yang
amat kelam…
Lewat puisi ini aku
bertanya…
Dan lewat curahan kata
ini, aku bicara
Keindahan yang dulu ada di depan mata kita
Kini seolah terasa
sirna
Entah… Sampai kapan
kita seperti ini?
Apakah?
Jika sudah datang
bencana pada bumi ini
Baru kalian akan sadar diri
Baru timbul sesal yang
tiada arti
Barulah kalian memohon
ampun, pada-Mu Yaa Robi
Yaa Robi…
Sadarkanlah mereka,
Bukalah mata hati
mereka
Tuk slalu menjaga bumi
kita tercinta
Kawan…
Ingatlah!
Semakin kau cacah tubuh
ini
Semakin kau sakiti
saudara-saudara kami
Tunggulah!
Akan datang bencana
besar bertubi-tubi
Menimpa bumimu,
musnahkan kehidupanmu
Yang akan melayangkan
saudara-saudaramu…
Tuhan…
Dulu…
Mereka peduli
Tapi kini…
Manusia penuh nyali
Musnahkan pepohonan,
pengikat bumi pertiwi
Tanpa ada batas tuk
mengakhiri
Tanpa ada pikiran akan
dampak yang terjadi
Tanpa ada kehendak
melawan nafsu biadab
Memutilasi rimba ini…
Kepada siapa lagi aku
bertanya
Kehancuran pada… alam
semesta
Yang memang tanggung
jawab kita semua
Tuk slalu merawat dan
menjaganya..
Tuhan..
Engkaulah Yang Maha
Perkasa
Pemilik seluruh alam
semesta
Ampunilah mereka..
Yang tlah lalai menjaga
bumi kita
Lewat puisi ini aku
bertanya…
Dan lewat curahan kata
ini, aku bicara
Keindahan yang dulu ada di depan mata
Keindahan yang
terpampang nyata
Keindahan yang tak
ternilai harganya
Kini seolah terasa
hampa nan sirna…
0 komentar:
Posting Komentar