3 Des 2014

Ini Contoh Teks Cerita Fabel kawan :)




Bukankah Persahabatan adalah Kepercayaan?

Pada suatu hari, di sebuah desa tinggallah seekor tupai dan musang. Mereka bersahabat namun memiliki karakter sifat yang berbeda. Suatu ketika mereka berdua jalan-jalan bersama hingga sampai di suatu ladang milik paman beruang. Ladang tersebut terdiri dari banyak tanaman, mulai dari sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
Saat tupai melihat-lihat tanaman di ladang tersebut, tupai menginginkan kacang yang ada di ladang namun tupai tidak memiliki keberanian untuk meminta kepada paman beruang. Kemudian tupai bertanya kepada musang, “Eh, musang, kau kan sahabatku, mau tidak kalau kamu memintakan kacang pada paman?”
“Ha? Meminta? Untuk apa meminta kalau kita bisa mengambilnya?” Jawab musang.
“Jangan! Mengambil barang yang bukan hak kita itu namanya mencuri dan mencuri itu tidak baik musang.” Larang tupai.
“Ah, tenang saja, kan paman beruang tidak akan tahu jadi paman tidak akan memarahi kita. Lagian tidak ada yang lihat, jadi kita tidak akan ketangkap basah.” Bujuk musang.
“Terserahlah! Kamu susah diberi tahu. Tapi aku sudah mengingatkan untuk jangan melakukan itu, kalau kamu menghiraukannya terserah kamu. Aku tidak ikut-ikutan!” Jawab tupai ketus.
“Sudahlah ayo kita pergi dari sini! Sudah lupakan aja keinginanku.” Sambung tupai.
Lalu mereka berdua meninggalkan ladang milik paman beruang, namun musang pergi dengan perasaan sebal kepada tupai karena ia tidak boleh mencuri kacang milik paman beruang.
“Ayo sudah jangan dilihatin terus.” Kata tupai
Karena sebal dan keinginan musang yang juga ingin makan kacang itu, kemudian muncullah ide musang untuk menjebak tupai, sahabatnya sendiri.
“Awas kau tupai! Akan kubalas kau karena tidak mengizinkanku mencuri kacang milik paman beruang. Walaupun kau sahabatku tapi aku tetap akan marah padamu dan aku ingin melihatmu dimarahi paman beruang.” Ucap musang dalam hatinya.
Lalu mereka berdua pulang ke ruamh masing-masing. Pada malam harinya, musang memulai ide jahat yang telah ia rencanakan untuk tupa, yaitu dengan mendatangi ladang milik paman beruang untuk mengambil kacang dan meletakkannya di rumah tupai agar terkesan tupai yang mencurinya. Setelah selesai melakukannya, musang pulang ke rumahnya dengan hati yang gembira karena merasa telah berhasil menjebak sahabat yang dibencinya. Musang tak sabar ingin melihat ekspresi tupai dan paman belalang setelah paman belalang mengetahui bahwa tupai yang mencuri kacangnya.
Pada keesokan harinya, paman beruang mendapati tanaman kacangnya berkurang dan ada beberapa tanaman yang rusak. Lalu, paman belalang bertanya kepada orang-orang di desa itu, “Kalian semua, apakah kalian tahu siapa yang mencuri kacang-kacangku?” Tanya paman beruang dengan nada marah.
“Aku tahu paman. Tupailah yang mencurinya. Tadi malam aku tidak sengaja melihat tupai mengambil kacang-kacang itu dan membawanya pulang ke rumah, sebelumnya di pagi harinya tupai berkata bahwa ia sangat menginginkan kacang itu.” Jelas musang.
Setelah mendengar cerita dari musang, paman beruang mendatangi rumah tupai dan lebih terkejutnya lagi paman beruang melihat sekeranjang kacang ada di depan rumah tupai.
“Keluar kau, tupai!” Suruh paman beruang
“Iya paman, ada apa?” Jawab tupai lembut.
“Kau yang semalam mencuri kacangku kan? Iya? Kamu haru mengaku!” Pinta paman
“Ti...ti...ti... dak paman! Saya tidak mencuri kacang milik paman. Dari tadi malam saya hanya berdiam diri di dalam rumah.”
“Halah... tidak udah bohong kamu! Itu sudah ada buktinya.” Sahut paman
“Itu bukan perbuatan saya paman, saya bersumpah, saya tidak berbohong.” Jawab tupai.
Musang kembali memojokkan tupai dan mengelabuhi paman agar percaya bahwa tupailah yang emngambil kacang miliknya. “Iya paman, tupailah yang mengambil kacang milik paman dan aku melihatnya dengan mataku sendiri. Percayalah padaku paman.”
“Bukan saya paman, bukan saya. Jangan percaya hal itu, tolong paman! Bukan saya pelakunya.” Kata tupai sambil menangis
Kemudian datanglah si kelinci yang bertanya, “Ada apa ini paman? Kenapa ribut-ribut?
Dengan segera musang menjawab serambi menunjuk tupai, “Dia! Si tupai yang mencuri kacang milik paman. Namun ia tidak mau mengakuinya.”
“Bukan! Bukan aku, aku tidak pernah mencuri apapun yang bukan menjadi hakku. Bukan aku, tolong percayalah, aku tidak melakukan perbuatan yang tidak terpuji itu.” Sahut tupai dengan nada tidak terima dituduh.
“Paman, izinkan saya menceritakan hal yang sebenarnya. Pada waktu itu, tepatnya malam hari, saya sedang berjalan-jalan mencari udara segar. Saat saya berada di sekitar ladang paman, saya melihat musang sedang memasuki ladang tersebut. Saat saya mengikuti musang, ia ternyata membawa sebuah keranjang berisi kacang milik paman. Kemudian, saya masih tetap mengikuti perginya musang dan ternyata musang meletakkan keranjang itu di depan ruamh tupai. Nah keranjang itu seperti ini.” Kata kelinci sambil menunjuk keranjang yang ada  di depan rumah tupai.
“Apakah ada yang lain yang melihat selain kamu, kelinci?” Tanya paman
“Ada paman, kalau belum cukup jelas paman bisa bertanya kepada kakek kucing. Beliau juga melihatnya.” Jawab kelinci
“Benarkah itu, kakek kucing?” tanya paman
“Iya, itu semua benar. Apa yang dikatakan kelinci benar. Jadi aku mohon jangan menghakimi sendiri tupai tanpa ada bukti yang cukup jelas.” Pinta kakek kucing.
Awalnya musang membantah hal tersebut. Namun ia tidak bisa berkata apa-apa. Semua binatang memojokkannya. Ia menjadi merasa bersalah kepada semuanya, termasuk tupai, sahabatnya sendiri.
Akhirnya, musang mengakui semua kesalahannya. Ia meminta maaf kepada tupai karena telah menjebak, menuduh, dan membuat persahabatan mereka rusak. Musang berjanji tidak akan melakukan hal itu lagi dan berjanji akan selalu berbuat baik kepada siapapun. Dan juga musang akan mengubah sifatnya yang egois dan akan mementingkan persahabatan daripada nafsu semata. Karena persahabatan berlandaskan kepercayaan J

0 komentar:

Posting Komentar