3 Des 2014

Ini Materi Cerita Fabel Kur. 2013 Kawan :)



Materi Bahasa Indonesia
Kelas VIII Semester 1
(2014/2015)

A.    Bab I Belajar pada Kehidupan Fauna
1.      Membangun Konteks
2.      Kegiatan 1 Pemodelan Teks Cerita Fabel
3.      Kegiatan 2 Penyusunan Teks Cerita Fabel secara Kelompok
4.      Kegiatan 3 Penyusunan Teks Cerita Fabel secara Mandiri
5.      Kesimpulan
6.      Renungan
 
 Bab I
Belajar pada Kehidupan Fauna
1.      Membangun Konteks
Fauna adalah keseluruhan kehidupan jenis binatang. Pada kehidupan fauna juga dapat dijadikan kisah atau cerita. Teks cerita fabel tidak hanya menggambarkan tentang kehidupan fauna (binatang), namun juga menggambarkan kehidupan manusia dengan segala karakternya.
            Secara Etimologis, fabel berasal dari bahasa latin yaitu fabulat. Cerita Fabel merupakan cerita tentang kehidupan binatang yang berperilaku menyerupai manusia. Cerita fabel termasuk cerita fiksi. Cerita fabel sering juga disebut sebagai cerita moral karena mengandung pesan yang di dalamnya berkaitan erat dengan nilai moral.
2.      Pemodelan Teks Cerita Fabel
a.      Struktur Teks Cerita Fabel


b.      Ciri-ciri Teks Cerita Fabel:
1. Struktur teks terdiri atas: Orientasi, Komplikasi, Resolusi, dan Koda.
2. Memuat informasi berdasarkan khayalan (walau sumbernya mungkin dari kisah  nyata)
3. Merupakan teks fiksi dan termasuk teks naratif.
4. Disebut juga dengan istilah teks cerita moral.
5. Menggunakan pilihan kata yang mudah
6. Bertokoh hewan yang bertingkah laku seperti manusia
7. Menggunakan setting alam
8. Menunjukkan penggambaran moral dan karakter manusia yang lemah dan kuat.

c.       Kebahasaan dalam cerita fabel:
1.    Memilih kata untuk judul yang menarik
2.    Tidak harus memakai kata baku, namun tetap harus sesuai dengan kaidah yang berlaku
3.    Terdapat kalimat berbentuk paragraf, adapula kalimat percakapan
4.    Kalimat percakapan biasanya dibedakan dengan adanya tanda petik
5.    Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
6.    Terdapat rujukan kata, repetisi, konjungsi, transisi, kohesi, dan kalimat simpleks
7.    Pada bagian Orientasi dan Resolusi biasanya menggunakan kalimat berbentuk paragraf, sedangkan isi kebanyakan menggunakan kalimat percakapan.
8.    Penggunaan kata Sandang Si dan Sang
9.    Penggunaan kata keterangan tempat dan waktu
10.  Terdapat kata hubung lalu, kemudian, dan akhirnya.
d.      Cerita fabel memuat hal-hal berikut:
1. Eksposisi (pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya)
2. Komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik)
3. Aksi yang meningkat, krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah)
4. Klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting)
5. Penyelesaian (bagian cerita di mana konflik dipecahkan); dan moralnya.
3.      Penyusunan Teks Cerita Fabel secara Berkelompok
a.      Tugas 1 Menyusun Teks Cerita Fabel dengan Kata-Kata Sendiri
·         Menyusun teks cerita fabel “Jiji Jerapah dan Kus Tikus” sesuai dengan struktur dengan topik di setiap paragraf.
·         Meringkas teks cerita tersebut sesuai topik yang telah kalian tentukan.
Ø  Meringkas cerita fabel
1.      Membaca cerita hingga benar-benar paham.
2.      Mengerti alur ceritanya
3.      Menentukan ide pokok atau kalimat utama pada setiap paragraf di cerita tersebut
4.      Mengembangkan ide pokok atau kalimat utama tersebut dengan bahasa sendiri
5.      Sedikit memberikan perubahan pada bagian yang kurang tepat
6.      Meminimalkan pengulangan kata atau kalimat yang sama
7.      Sederhanakanlah cerita tersebut dan buatlah orang-orang mudah mengerti ceritanya.
b.      Tugas 2 Menyusun Teks Cerita Fabel yang Urut dan Logis
c.       Tugas 3 Membedakan Teks Cerita Fabel dengan Teks yang Lain
d.      Menelaah Unsur Kebahasaan Teks Cerita Fabel
4.      Penyusunan Teks Cerita Fabel secara Mandiri
a.      Tugas 1 Mengidentifikasi Kekurangan Teks Cerita Fabel
·         Struktur teks
·         Struktur kalimat yang digunakan
·         Penggunaan kata sanang, keterangan tempat dan waktu, serta kata penghubung
·         Keterkaitan antarparagraf yang mewakili struktur teks
·         Sifat dan karakter setiap tokoh
·         Nilai moral yang terkandung di dalamnya
b.      Tugas 2 membaca dan Menulis Puisi Tentang Binatang
Tahapan menulis puisi:
Ø  Menentukan tema
Ø  Membayangkan hal yang akan diungkapkan atau ditulis
Ø  Menulis apa yang dibayangkan
Ø  Memilih kata atau diksi yang tepat
Ø  Menggunakan ungkapan majas dengan tepat untuk mengungkapkan ide
Ø  Mencermati dan merevisi naskah puisi
c.       Tugas 3 Merevisi Teks Cerita Fabel
d.      Tugas 4 Menyusun Teks Cerita Fabel dengan Kata-Kata Sendiri
5.      Simpulan
Ø  Cara Membuat cerita fabel
1.         Memahami pengertian dan strukturnya
2.         Memahami ciri-ciri teks cerita fabel
3.         Menggunakan kebahasaan sesuai kaidah yang berlaku
4.         Membuat suatu ide atau gagasan yang kreatif dan memiliki pesan yang mendalam agar cerita fabel dapat terbentuk dengan baik
5.         Menentukan unsur-unsur intrinsiknya (tema, tokoh, latar, alur, amanat)
6.         Membuat kerangka teks terlebih dahulu lalu mengembangkannya menjadi beberapa kalimat yang membentuk paragraf
7.         Buatlah teks cerita yang menarik dan tambahkan judul yang mengesankan dan bermakna.
6.      Renungan
Dari seluruh penjelasan di atas, dapat kita ambil nilai moral yang terkandung di dalam teks cerita fabel, yaitu sebuah gambaran bahwa semua makhluk yang diciptakan Allah memiliki kehidupan sendiri-sendiri dan kita semua bisa belajar dari apa yang dikisahkan manusia, bahkan binatang dan mungkin tumbuhan.

Tugas Kelompok
Tugas 1 Menyusun Teks Cerita Fabel dengan Kata-Kata Sendiri
Jiji Jerapah dan Kus Tikus
Sumber: aliexpress.com


Gambar 1.5 Jerapah dan tikus yang bekerja sama

Dikisahkan hiduplah sekelompok binatang di sebuah kampung. Binatang-binatang itu bekerja sesuai dengan keahliannya masing-masing. Di kampung itu mereka saling bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan.
Pada suatu hari ada seekor jerapah yang tengah mencari pekerjaan. Sang Jerapah itu bernama Jiji. Dia ingin segera mendapat pekerjaan. Pekerjaan apa saja yang penting tidak merugikan orang lain.
Masalahnya, Jiji terlalu tinggi untuk melakukan pekerjaan yang ditawarkan padanya.
Jiji terlalu tinggi untuk menjadi kondektur bus. Ketika berdiri di dalam bus, ia harus menekuk leher dan itu membuat lehernya nyeri. Ia juga terlalu tinggi untuk menjadi sopir truk. Lehernya terlalu panjang di ruang kemudi. Saat ia tekuk, hidungnya menyentuh kemudi truk.
“Hm, sepertinya, aku hanya cocok untuk melakukan pekerjaan di luar ruangan. Ya, ya,“gumam Jiji pada suatu pagi, sambil matanya menerawang memperhatikan sekitarnya.
Jiji mendatangi sebuah rumah. Ia menemui seekor tikus. Si tikus itu bernama Kus. Si tikus tengah mengecat rumah itu. Kus berdiri di sebuah tangga pendek sambil tangannya memegang kaleng cat. Kus kelihatan berat mengecat di situ.
“Halo, teman!” Sapa Jiji.
“Hai,” sahut Kus Tikus. Lalu, dari mulut keluar keluhan, “oh!”
“Ada apa?” Tanya Jiji.
“Tangga ini terlalu pendek. Aku jadi tidak bisa mencapai langit-langit,” ucap Kus.
“Ah andai saja aku punya teman kerja yang tinggi sepertimu! Ia pasti dapat membantuku.”
“Aku bisa membantumu,” Jiji menawarkan diri. “Kau bisa menggunakan aku sebagai tangga.”
“Sungguh?”
“Ya,” jawab Jiji yakin.
“Terima kasih, teman.”
Dengan gembira Kus Tikus naik ke leher sang Jerapah. Kemudian, dia memegang kaleng cat dengan mulutnya. Dia merasa nyaman menempel di leher sang jerapah. Dengan mudah si tikus menjangkau tempat-tempat yang sulit. Si tikus mengecat langit-langit. Pekerjaan mereka sangat rapi. Pak Beruang, sang pemilik rumah, sangat suka. Lalu, ia memberi ongkos lebih untuk Kus Tikus dan Jiji Jerapah.
“Hore!” Seru Jiji senang. “Aku mendapat gaji pertamaku”
“Eh, teman, bagaimana kalau mulai saat ini kita bekerja sama? Daripada aku membeli tangga yang lebih tinggi lebih baik aku menggunakanmu saja sebagai tangga. Bagaimana?” usul Kus.
“Ya,ya, aku mau,” sahut Jiji gembira.
Akhirnya, mulai saat itu Jiji dan Kus bekerja sama sebagai tukang cat di kampung tersebut. Mereka tidak pernah kehabisan pekerjaan. Di kampung-kampung lain pun mereka banyak ditawari pekerjaan. Di mana pun mereka bekerja dengan baik. Pekerjaan mereka selalu rapi dan memuaskan sehingga banyak yang menggunakan jasa mereka. Hati mereka senang dan gembira.
Sumber “Kumpulan Cerita Binatang” (2013)

Topik di Setiap Struktur Cerita
“Jiji Jerapah dan Kus Tikus”

Orientasi:
1.      Dikisahkan hiduplah sekelompok binatang di sebuah kampung.
2.      Sang Jerapah, Jiji mendapat pekerjaan.

Komplikasi:
1.       Masalahnya Jiji terlalu tinggi untuk melakukan pekerjaan yang ditawarkan padanya.
2.      Jiji cocok melakukan pekerjaan di luar ruangan.
3.      Jiji mendatangi sebuah rumah.
4.      Kus kelihatan berat mengecat rumah itu.
5.      Kus mengeluh karena ia tidak memiliki teman kerja yang tinggi.
Resolusi:
1.      Kus mulai menawarkan kerja sama dengan Jiji.
2.      Jiji menawarkan diri untuk membantu Kus yang kesulitan.
3.      Kus naik ke leher Jiji, lalu memegang cat dengan mulutnya.
4.      Pak Beruang, pemilik rumah sangat suka dan memberi upah kepada Jiji dan Kus.
Koda:
5.      Akhirnya, mulai saat itu Jiji dan Kus bekerja sama sebagai tukang cat di kampung tersebut.
6.      Kerja yang memuaskan membuat mereka senang dan gembira.
 
Ringkasan Cerita Fabel
“Jiji Jerapah dan Kus Tikus”
Kerja Sama Meringankan Segalanya
            Dikisahkan dalam suatu perkampungan, hiduplah seekor jerapah yang mencari pekerjaan. Jerapah itu bernama Jiji. Jiji ingin segera mendapatkan pekerjaan, apapun itu asalkan sesuai dengan keahliannya dan tidak merugikan orang lain.
Saat Jiji telah mendapatkan pekerjaan, pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan keahliannya Jiji. Leher yang panjang dan tubuh yang besar membuat Jiji tidak bisa menerima pekerjaan sebagai kondektur atau sopir bus.
Pada suatu pagi yang cerah, ia bergumam “Sepertinya aku hanya cocok melakukan pekerjaan pada ketinggian atau di luar ruangan.” Saat Jiji sedang berkeliling kampung, tiba-tiba ia melihat seekor tikus yang sedang mengecat sebuah rumah. Namun, tikus itu terlihat kesulitan untuk mengecat langit-langit rumah, karena ia terlalu pendek dan hanya mengandalkan tangga yang tidak begitu tinggi.
“Hai, teman!” Sapa Jiji.
“Halo,” sahut Kus Tikus.
“Apakah kamu kesulitan?” Tanya Jiji.
Kus Tikus menjawab, “Aku tidak bisa mencapai langit-langit itu karena lenganku yang pendek.”
Jijipun menawarkan diri untuk membantu Kus Tikus. Kus Tikus sangat senang dengan hal itu, karena dapat memudahkannya untuk menyelesaikan pekerjaan. Kus Tikus lalu naik ke leher Jiji Jerapah, lalu memegang cat dengan mulutnya.
Pekerjaan merekapun selesai. Jiji dan Kus Tikus sangat gembira karena Pak Beruang sangat suka melihat rumahnya telah dicat dengan bagus oleh mereka. Pak Beruang memberi upah untuk mereka. Setelah saat itu, merekapun berencana untuk bekerja sama mengecat rumah-rumah yang ada di perkampungan itu.
Akhirnya, sejak saat itu mereka bekerja bersama. Tidak pernah kehabisan pekerjaan, karena mereka bekerja sengan sangat bagus. Jiji Jerapah dan Kus Tikus menyadari bahwa kerja sama akan meringankan segalanya. Jiji dan Kus Tikus menjadi lebih gembira dan bahagia.
           


Tugas 2 Menyusun Teks Cerita Fabel yang Urut dan Logis
Hal 19-20 Paket
Paman Belalang dan Perahunya
            Dahulu kala di tengah-tengah hutan yang sangat lebat di atas bukit terdapat sebuah desa yang dihuni oleh beraneka ragam serangga. Mereka hidup tenteram, rukun, dan damai. Ada keluarga kupu-kupu yang tinggal di atas pohon. Pak Kumbang dan keluarganya tinggal di dalam sarang yang tergantung di dahan pohon besar. Kakek cacing selalu membuat rumah di lubang tanah. Sekelompok semut hitam dan semut merah tinggal di sarangnya yang saling berdekatan dnegan Bapak Laba-Laba yang mempunyai rumah jaring. Ibu Kecoa menempati sebuah sepatu bot, sebuah sepatu bekas manusia yang telang terbuang.
            Hampir setiap malam mereka berkumpul bersama, berpesta, menari, dan bergembira. Mereka saling berbagi makanan kecuali seekor belalang yang selalu hidup menyendiri. Ia hanya memandang keramaian dari depan rumahnya. Tingkah belalang itu sangat aneh, ia malu karena ia telah kehilangan sebuah kakinya. Kakek cacing pernah bercerita, Paman Belalang setahun yang lalu telah kehilangan kakinya akibat ia berkelahi dengan seekor burung yang hendak memangsanya. Sehari-hari Paman Belalang hanya duduk termenung meratapi kakinya yang hilang. Paman Belalang merasa sudah tidak berguna lagi karena telah kehilangan kakinya yang sangat berharga.
Lodi si anak semut merah dan Roro si anak semut hitam sangat prihatin melihat hidup Paman Belalang. Suatu hari ketika Lodi dan Roro sedang berjalan-jalan di tepi sungai, tiba-tiba mereka melihat Paman Belalang sedang asyik membuat sebuah perahu kecil yang terbuat dari ranting pohon dan daun kering.
“Wahhhh... perahu buatan paman bagus sekali,” puji Roro. Paman Belalang tersenyum, lalu tiba-tiba ia mengajak Lodi dan Roro naik ke perahu miliknya. Lodi dan Roro saling bertatapan. Mereka tidak menyangka ternyata Paman Belalang sangat baik dan ramah. Paman Belalang megeluarkan gitar tua, lalu ia mulai bernyanyi, sedangkan Lodi dan Roro menari-nari mengikuti irama gitar milik Paman Belalang.
“Ya ampun, jahat sekali kodok-kodok itu!” Bisik Roro ketakutan.
Paman Belalang, Lodi, dan Roro diam-diam mendengarkan percakapan kedua kodok itu dari dalam perahu mereka dengan bersembunyi di balik bunga teratai. Benar saja, ternyata kedua kodok itu mempunyai rencana jahat nanti malam. Mereka tahu jika hampir setiap malam desa serangga selalu mengadakan pesta. Kodok itu pun berencana akan merusak pesta dan memangsa anak-anak serangga yang berada di sana. Ketika mendengar hal itu, Paman Belalang cepat-cepat memutar balik arah perahu miliknya, lantas mereka bertiga kembali ke desa.
“Ayo kita pulang dan beri tahu serangga tentang rencana itu”, jelas paman. Perahu yang paman kemudikan itu berlayar sangat cepat menuju desa. Setiba di sana, Paman belalang segera menceritakan rencana jahat sang kodok yang mereka dengar tadi.
“Benarkah cerita itu?” tanya Kakek Cacing yang dituakan oleh para serangga di desa mereka.
“Benar, Kakek, kamu berdua pun juga mendengar percakapan kodok jahat itu,” jelas Lodi dan Roro”.
Paman Belalang kemudian memerintahkan kepada serangga bahwa pada malam itu sebaiknya tidak usah menggelar pesta. Anak-anak dan telur mereka harus dijaga baik-baik di dalam sarang oleh induknya, sedangkan para pejantan dewasa siap berjaga-jaga dan menyerang jika kedua kodok itu datang. Ternyata benar, ketika malam hari tiba, kedua ekor kodok hitam itu munul di desa. Kodok itu pun bingung karena desa serangga yang hampir setiap malam mengadakan pesta, tiba-tiba saja menjadi sunyi senyap.
“Serang...!”, teriak Paman Belalang. Dengan cepat Bapak Laba-laba menjatuhkan jaring besarnya tepat di atas kodok itu. Kedua kodok itu terperangkap oleh jaring laba-laba. Mereka pun tidak dapat bergerak. Para pejantan semut merah dan semut hitam mengelilingi serta menggigiti keduanya. Kodok-kodok itu berteriak kesakitan. Akhirnya, mereka menyerah dan meminta maaf kepada para serangga. Kakek Cacing memerintahkan Bapak Laba-laba untuk membuka jaring-jaringnya. Lalu, ia menyuruh kedua kodok itu pergi dari desa serangga.
“Hore!” Teriak para serangga ketika melihat kodok-kodok itu pergi. Sambil menarinari mereka mengangkat tubuh Paman Belalang dan melempar-lemparnya ke udara. Kakek Cacing mengucapkan terima kasih kepada Paman Belalang yang sudah menyelamatkan desa. Semenjak itu, Paman Belalang tidak menjadi pemurung lagi. Ia menyadari dirinya masih berguna walaupun telah kehilangan kakinya. Setiap malam ia pun bergabung dengan para serangga lainya untuk berpesta. Paman Belalang selalu bermain gitar dan bernyanyi riang. Para serangga pun sangat menyukainya. begitu juga dengan Lodi dan Roro yang sekarang menjadi sahabat paman. Mereka selalu ikut bertualang dengan Paman Belalang dan perahunya.
Sumber: cerpenmu.com karya Ayui Soesman




Tugas 3 Membedakan Teks Cerita Fabel dengan Teks yang Lain
Hal 21-22 Paket

Teks 1 : Anjing Terkecil
Keterangan : Bukan cerita fabel, karena teks ini menuangkan tentang informasi anjing terkecil, bukan menceritakan mengenai kehidupan hewan yang berperilaku seperti manusia.
                        Struktur teks cerita fabel tidak kita temui dalam teks 1 ini
                        Teks ini menceritakan ciri-ciri anjing, bukan kehidupan anjing dengan segala karakternya
                        Tidak mengandung pesan moral yang merupakan hal yang harus ada dalam cerita fabel.
Teks 2 : Anjing Yang Nakal
Keterangan :    Teks ini adalah teks cerita fabel karena:
                        Menceritakan tentang kehidupan anjing yang berperilaku seperti manusia
Struktur teksnya tepat dengan struktur teks cerita fabel, yaitu paragraf 1 merupakan orientasi, paragraf 2, 3, 4, 5, dan 6 adalah komplikasi, dan paragraf terakhir adalah resolusi.
Mengandung pesan moral yaitu, kita tidak boleh sombong dengan apa yang telah kita dapatkan atau terima, karena bisa jadi apa yang kamu banggakan tersebut bukanlah duatu kebanggaan, melainkan suatu aib yang harusnya kita tutupi.
                       


Tugas Mandiri
Tugas 1 Mengidentifikasi Kekurangan Teks Cerita Fabel

Kelinci Sang Penakluk
Di sebuah hutan hiduplah seekor singa yang ganas. Suatu hari sang singa ganas itu membuat peraturan bahwa dia tidak akan berburu binatang hutan. Sebagai gantinya harus ada binatang di sekelilingnya yang suka rela menjadi mangsanya.
Pada hari pertama setelah peraturan itu diberlakukan datanglah seekor kelinci. Sambil terengah-engah kelinci itu minta maaf kepada sang singa yang ganas itu.
“Maaf sang raja, saya datang terlambat. Ada singa lain yang tadi memburu saya,” kata si kelinci.
Kemudian, singa yang ganas itu mengangguk-anggukkan kepala dan langsung menyahut, “ Mana singa yang mengejarmu? Akan kuhabisi dia sekarang juga.”
“Ya sang raja, dia ada di dalam sumur itu.”
Akhirnya, binatang-binatang itu menjadi lega. Berkat kecerdikan kelinci sang singa yang ganas itu masuk ke dalam sumur dan tidak ada lagi pemangsa di hutan itu.

Di modifikasi dari Kelinci yang mengalahkan Singa dalam 50 Cerita Fabel Dunia
Kekurangan Teks Cerita Fabel
“Kelinci Sang Penakluk”
            Cerita fabel di atas memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
1.      Bahasa yang digunakan kurang mudah dipahami, terlalu singkat sehingga tidak menjelaskan apa yang akan disampaikan.
2.      Struktur orientasi dan komplikasi telah ada dan terlihat jelas, namun untuk resolusi dan koda sedikit kurang jelas, sebab pada paragraf terakhir itu merupakan koda yang terdapat resolusinya.
3.      Kalimat yang digunakan kurang panjang, sehingga tidak menjelaskan secara jelas dan terperinci.
4.      Penggunaan huruf kapital juga belum sesuai kaidah yang berlaku.










Tugas 2 membaca dan Menulis Puisi Tentang Binatang

Kupu-Kupu Kecil
Karya Aldika Restu Pramuli
Baru saja lahir
Kupu-kupu kecil dari sebuah kepompong mungil
Sayap-sayapnya elok
Kuning mencolok
Berhiaskan hijau volkadot
Metamorfosa telah sampai di batas titik
Kepompong telah menjelma makhluk bersayap cantik
Bunga-bunga pun siap jadi teman baik
bagi si kupu-kupu kecil yang cantik

Ayam Jantan Berkokok
Karya: Prasetyaning Jati
Saat senja mulai menyapa
Kau mulai berkokok
Suara indahmu, membangunkanku
Oh.. ayam jantan
Jalu di kelapamu, memberi pesona kegagahanmu
Bulu tubuh nan panjang, membalut tubuhmu
Kaki nan kecil, menjadi tiangmu
5 jari nan lucu, ialah penyanggamu

Oh, ayamku..
Kau hidup dengan pasanganmu
Ayam betina nan cantik
Dan engkau nan karismatik
Anak-anakmu kan menjadi cerdik

Ayam..
Kaulah omnivor sejati
Apapun engkau sukai
Cacing-cacing tanah engkau cari
Katul-katul itu kau makani
Tanpa menuntut itu ini
Kau mencari sendiri                                



Tugas 3 Merevisi Teks Cerita Fabel
1.      Betulkan ejaan kalimat berupa kesalahan penggunaan huruf kapital berikut berdasarkan teks “Landak yang Kesepian”
1)   Di hutan belantara hiduplah seekor Landak.
Di hutan belantara hiduplah seekor landak
2)   Si Landak tidak mau bermain dengan binatang lain karena khawatir duri yang ada di tubuhnya akan menusuk temannya.
Si landak tidak mau bermain dengan binatang lain karena khawatir duri yang ada di tubuhnya akan menusuk temannya.
3)   Beberapa waktu lalu si Landak mengajak Monyet, Kambing, Kancil, dan binatang lainnya untuk bermain bersama.
Beberapa waktu lalu si landak mengajak monyet, kambing, kancil, dan binatang lainnya untuk bermain bersama.
4)   Setelah mendengar jawaban dari teman-temannya, Si Landak bertambah sedih.
Setelah mendengar jawaban dari teman-temannya, si landak bertambah sedih.
5)   Ketika Si Landak sedang melamun di pinggir sungai, seekor Kura-Kura menghampirinya.
Ketika si landak sedang melamun di pinggir sungai, seekor kura-kura menghampirinya.

2.      Untuk menambah pemahaman siswa tentang penggunaan kata depan di dan awalan di- pada kata kerja, guru meminta siswa membetulkan penggunaan di sebagai kata depan dan di- sebagai awalan pada kalimat berikut ini.
1)      Hatinya sedih karena tidak mempunyai teman yang tidak bisa di ajak berbicara dan bermain. (diajak)
2)      Aku akan berhati-hati agar duri ditubuhku tidak menusuk kalian. (di tubuhku)
3)      Ketika si landak sedang melamun dipinggir sungai, seekor kura-kura menghampirinya. (di pinggir)
4)      Dia tidak terima melihat teman-temannya di tangkap serigala. (ditangkap)
5)      Kami takut tertusuk duri dibadanmu itu. (di badanmu)

3.      Mengurutkan bagian teks

Bagian 4 – Bagian 1 – Bagian 2 – Bagian 3


Tugas 4 Menyusun Teks Cerita Fabel dengan Kata-Kata Sendiri
Catatan Hati Si Embun
            Pada suatu hari di sebuah taman, berdirilah istana kupu-kupu, yang di dalamnya terdapat banyak kupu-kupu dengan sayap-sayapnya yang indah. Kupu-kupu tersebut bermacam-macam, sayapnyapun juga beragam. Ada yang berwarna biru, coklat, hijau, merah, kuning, dan ungu. Corak sayap setiap kupu-kupu juga berbeda, ada yang polkadot, bergaris, dan melengkung. Di istana kupu-kupu ini terdapat sebuah kelompok kupu-kupu yang terdiri dari 5 kupu-kupu dengan sayap yang sungguh indah. Mereka berlima terdiri dari Indu, Kia, Kafa, Amanda, dan Ayla. Tak ada kupu-kupu lain yang bisa menandingi kecantikan mereka berlima, apalagi sang ketua, Kafa. Semua kupu-kupu di istana tersebut menyebutnya Ratu Kupu-Kupu, karena kecantikan dan keindahan sayapnya.
            Mereka berlima selalu bersama-sama. Namun, walaupun mereka memiliki sayap yang cantik dan indah, hati mereka tidak secantik dan seindah sayapnya. Karena mereka merasa memiliki sayap yang lebih cantik dari semua kupu-kupu, kelompok kupu-kupu yang dinamai Kunyus ini selalu menyombongkan diri dan angkuh terhadap semua kupu-kupu. Kafa, sang ketua kunyus juga selalu merasa dirinya tercantik dan terhebat, merendahkan kupu-kupu lain dengan berkata, “Siapa disini yang lebih cantik dariku? Hahaha.. Pastilah tidak ada, karena Tuhan memberikanku kecantikan yang lebih dari kalian semua. Aku adalah Ratu kalian.” Sombongnya. Awalnya Kafa dan teman-temannya paling disegani oleh kupu-kupu lain, namun akhirnya mereka semua marah karena kesombongan Kunyus.
            Dua minggu yang akan datang akan ada sebuah pesta dari kerajaan lebah, dimana Sang Pangeran Lebah akan mencari pasangan hidupnya dengan seekor kupu-kupu. Pesta tersebut diperuntukkan bagi semua kupu-kupu, tanpa memandang apapun. Hingga akhirnya, di istana kupu-kupu datanglah seekor kupu-kupu dengan sayap yang tidak indah. Sayapnya tidak secantik kupu-kupu yang lain, dia bernama Embun. Embun memang tidak cantik, tidak indah, sayapnya tidak bercorak, namun hatinya begitu cantik dan indah tidak seperti geng kunyus. Si Embun sangat menginginkan untuk bisa memiliki sayap yang indah seperti kupu-kupu lain, namun apa boleh buat dia tidak akan bisa mendapatkan itu semua, selain dengan keajaiban Tuhan. Si Embun tidak diterima oleh geng kunyus dan kupu-kupu lainnya karena mereka merasa Embun tidak pantas berada di istana yang di dalamnya terdapat begitu banyak kupu-kupu dengan sayap yang indah.
            Si Embun akhirnya pergi, namun tidak jauh dari istana kupu-kupu. Setiap kali Embun berjalan-jalan mengelilingi istana, melihat keadaan istana, perasaan ingin menjadi anggota istana itu selalu muncul. Embun berharap kupu-kupu lain dapat menerimanya. Embun selalu menangis sendirian, karena setiap kali ia bertemu dengan geng kunyus, ia selalu diejek dan dihina karena tubuhnya yang tidak cantik. Dibandingkan dengan Kafa, pastilah sangat berbeda jauh. Ia juga dilarang oleh Kafa dan teman-temannya untuk menghadiri pesta di kerajaan lebah.
“Buat apa kamu menghadiri pesta di kerajaan lebah? Kamu mau mempermalukan dirimu sendiri di hadapan pangeran. Pastilah aku yang dipilih pangeran untuk menjadi pasangan hidupnya, karena aku yang paling cantik diantara kupu-kupu yang lain.” Sombong Kafa.
“Iya, tubuhmu itu peyot, sayapmu tidak cantik, tidak indah, dan tidak bercorak. Kamu adalah Kupu-Kupu yang paling buruk dan jelek.” Sahut Ayla.
“Tapikan pesta itu untuk semua kupu-kupu, jadi aku juga boleh datang ke pesta itu.” Jawabnya dengan halus, agar tidak menyinggung.
“Terserah kamu, tapi tetap aku yang tercantik, aku tidak takut dengan kamu, Pangeran Lebah pasti memilihku. Hahaha.. Dasar kupu-kupu peyot” Cela Kafa.
“Iyalah, pasti kamu Kafa yang dipilih pangeran, pangeran pasti jijik melihat kupu-kupu peyot ini” Kata Amanda menunjuk Embun.
Embun pergi meninggalkan tempat itu, ia menangis dan duduk di sehelai daun. Tanpa ada teman yang menemani, tak ada sahabat untuk menuangkan isi hatinya, tak ada ayah ibu yang menghibur, dan tak ada pasangan untuk bersandar. Embun merasa dirinya paling buruk dan tak pantas untuk menjadi seekor kupu-kupu. Ia meratapi nasibnya dan berdoa kepada Tuhan agar datang sebuah keajaiban sehingga ia bisa menjadi kupu-kupu yang cantik dengan hati yang baik.
Dan akhirnya datanglah Ibu Peri yang begitu cantik dan baik. Ia seperti malaikat kiriman Tuhan. Ibu Peri bertanya kepada Embun, “Mengapa engkau menangis, wahai kupu-kupu cantik?”
“Bagaimana Ibu Peri bisa berkata aku cantik? Padahal, banyak orang yang jijik denganku.” Jawab Embun
“Nak, cantik itu tidak hanya dilihat dari tubuh yang kamu miliki, disini juga penilaian yang abadi untuk suatu kecantikan.” Jawab Ibu Peri dengan menunjuk hati Embun. “Ibu Peri yakin bahwa kamu memiliki hati yang sangat halus dan baik.” Tambahnya
            Ibu Peri tersebut datang untuk menghibur Embun. Embun berfikir bahwa apa yang dikatakan Ibu Peri itu semua benar. Ia pun tidak bersedih lagi, ia mulai bangkit untuk bisa menjadi kupu-kupu berhati baik. Tidak berhenti disitu, Ibu Peri memberikan hadiah kepada Embun, yaitu sebuah hadiah yang sangat diharapkan Embun. Hadiah itu adalah Ibu Peri akan merubah bentuk tubuh Embun yang semula jelek menjadi sangat indah dam cantik. Embun sangat senang dan sangat berterimakasih kepada Ibu Peri. Ia juga tidak lupa bersyukur kepada Tuhan.
            Pada akhirnya, Embun mendatangi pesta di kerajaan lebah. Dengan kecantikannya sekarang, semua kupu-kupu tercengang dan bertanya-tanya siapakah kupu-kupu yang sungguh cantik itu. Hingga mereka semua tahu, bahwa Ia adalah Embun yang selama ini mereka hina dan tidak mereka terima di istana kupu-kupu. Kafa, sang ketua kunyuspun marah karena ada yang leih cantik dan indah dari dirinya. Pangeran lebah menghampiri Embun, karena selain kecantikannya, Ia juga berhati baik. Tidak ragu-ragu, Pangeran langsung meminta anak buahnya untuk menjadikan Embun sebagai pasangan hidupnya. Hadiah yang sungguh besar bagi Embun, karena dengan kesabaran dan kelembutan hatinya Ia mendapatkan semua hal yang selama ini ia harapkan. Geng kunyus sekarang sadar bahwa kesombongan akan merusak hal yang baik menjadi buruk. Mereka semua masih menjadi kupu-kupu yang cantik dan tidak sombong lagi. Kupu-kupu yang lain menjadikan Embun sebagai ratu istana kupu-kupu. J
            Itulah, pada akhirnya semua kebaikan akan dibalas oleh Tuhan dengan kebaikan pula yang berlipat ganda. Kesombongan dalam diri kita akan menjadi petaka bagi kita karena kita selalu merasa diri kita yang terbaik, padahal masih ada Tuhan yang lebih baik. Saat ada masalah yang besar, kita bisa berkata “Hai masalah besar, aku memiliki Tuhan yang lebih besar.” Dan sekarang Embun dan Pangeran Lebah hidup bahagia J




0 komentar:

Posting Komentar